Jumat, 28 Desember 2012

TUGAS MATA KULIAH PEMASARAN JASA INFORMASI

MAKALAH
PEMASARAN JASA INFORMASI
Tentang
STRATEGI PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN DI ERA TEKNOLGI INFORMASI
 

oleh :
Doreska Al Putra
110.096



Dosen Pembimbing:
Resty Jayanti Fakhlina, S. Sos. M. A.



JURUSAN ILMU INFORMASI PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1433 H / 2012 M



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran, seperti yang kita ketahui merupakan rangkaian kegiatan manajemen. Umumnya berkaitan erat dengan memasarkan suatu produk yang nyata dalam hal ini seperti barang dan bersifat profit oriented. Pemasaran tidak terbatas pada dunia bisnis saja, namun juga penting bagi lembaga, instansi, atau organisasi yang bersifat non-profit oriented termasuk perpustakaan. Mereka mempunyai produk yang perlu dipasarkan untuk kepentingan konsumen. Pemasaran di perpustakaan tidak memasarkan produk barang, tapi produk jasa, dalam hal ini adalah jasa informasi. Perpustakaan memiliki kekayaan yang bisa dipasarkan guna kepentingan wier/pemakai perpustakaan. Koleksi buku-buku baru, jurnal/majalah, dokumen, kliping, jasa layanan peminjaman, jasa layanan penelusuran. Kesemuanya itu merupakan komoditi yang patut dipertimbangkan bagaimana cara memasarkannya. Maka bukan hal yang berlebihan bila pemasar- an jasa informasi di perpustakaan perlu dibicarakan. Informasi punya relevansi yang sangat tinggi dalam proses pengambilan keputusan. Setiap individu membutuhkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Nah, bagaimana perpustakaan mengoptimalkan layanannya bagi para pemburu informasi? Sebab tidak semua orang menyadari bahwa informasi dapat diperoleh di perpustakaan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Pemasaran
Perpustakaan  telah memberi konotasi tentang adanya aktivitas peminjaman dan pengembalian materi perpustakaan. Kebanyakan, apa yang dipinjamkan dan dikembalikan adalah berupa buku-buku, sedangkan materi perpustakaan yang lain seperti majalah, surat bakar, bentuk mikro, hanya boleh dibaca di perpustakaan saja. Perpustakaan dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang membantu Orang-orang datang untuk memanfaatkan jasanya. Menurut pengertian ini, perpustakaan tidak dimaksudkan sebagai lembaga yang ingin mencapai tujuan laba, tetapi lebih mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
Pemasaran sebagai fungsi bisnis, mengidentifikasi kebutuhan dan tuntutan yang belum terpenuhi, menentukan siapa pelanggan atau pengguna dari suatu produk atau jasa (yang disebut dengan pasar target) yang dapat dilayani dengan sebaik-baiknya oleh organisasi, menetapkan produk, jasa atau layanan dan program program untuk melayani pasar-pasar tersebut, dan mengundang setiap orang dalam organisasi untuk berfikir dan melayani pelanggan.
Konsekuensi dari perbedaan ini adalah bahwa ukuran keberhasilan perusahaan dan organisasi nirlaba berbeda. Perusahan yang pada dasarnya berorientasi terhadap laba, dianggap sukses jika berhasil meraup untung yang besar. Pada organisasi nirlaba, meskipun berhasil memperoleh dana yang lebih besar dari donor, mungkin saja gagal dalam memanfatkan sumber daya itu secara efektif dan efesien bagi pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu, kemampuan organisasi nirlaba dalam memperoleh sumberdaya tidak dapat dijadikan ukuran keberhasilan organisasi.
Pokok dari penetapan dan identifikasi kelompok-kelompok sasaran (pasar target) yang akan dilayani, bukanlah pada pengenalan siapakah mereka saja, tetapi yang utama adalah apa yang mereka butuhkan, inginkan dan harapkan. Apa yang dibutuhkan oleh mereka diharapkan dapat terwujud dengan ciri-ciri atau karakteritistik, dari apa yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi, terwujud pada ciri-ciri produk atau jasa yang dilayaninya.
Bila   hal   tersebut   dikaitkan   dengan   aktifitas   pada   layanan  perpustakaan   pada lembaga Perguruan TInggi, misalnya, maka target pasarnya sudahjelas. yaitu pengguna utama jasa layanan perpustakaan yang terdiri dari dosen maupun mahasiswa. Adapun manfaat yang sangat mendasar yang dibuthkan dan diharapkan oleh pasar target adalah ketersediaan informasi yang membantu usaha memperkaya pengetahuan dan teknologi. berkembang pulalah kebutuhan terhadap sarana pendukungnya. Demikian pula terjadi perubahan tuntutan dan kebutuhan akan jasa layanan perpustakaan.
Aktifitas merancang konsep produk bukanlah merupakan tanggung jawab satu bagian tertentu dalam organisasi saja, tetapi perlu adanya keterlibatan dan kerjasama secara terpadu dan terkoordinir dari semua orang dalam organisasi. Pada tingkat pertama, produk informasi dapat didefinisikan sebagai techno-physical objects dirancang orang untuk menyatakan, menyimpan, menyampaikan dan / atau transfer komunikasi atau bentuk simbul informasi dari suatu sumber tertentu kepada satu atau lebih sasaran target. Diantara techno-physical objects dan file, peta dan gambar, rekaman suara dan gambar, lukisan dan artefak musium), juga produk elektronik terbaru (seperti produk pangkalan data dan perangkat lunak komputer, produk bebasis telekomunikasi),
Pada tingkat kedua, produk informasi termasuk di dalamnya semua yang mempunyai ciri tertentu berupa real-time events dirancang untuk menyatakan penyampaian dan transfer komunikasi atau simbul-simbul informasi. Contoh produk informasi semacam ini (juga menunjukkan layanan informasi) termasuk didalamnya siaran berita berbagai frekuensi, antar muka pemakai dengan sistem terpasang, presentasi dengan nara sumber pada loka karya.
Sebagai komoditi pada dasarnya jasa memiliki perbedaan-pcrbedaan tertentu dibandingkan dengan produk berwujud secara fisik Jasa memiliki karakteristik khusus yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasarannya. Karakter jasa diantaranya ialah:
        i.            Tidak terwujud
Jasa tidak berwujud (intangible), tidak sepelti produk fisik,jasa tidak dapat dilihat, dirasakan dan dipegang sebelum dibeli. Untuk memperkecil tingkat ketjdak pastianan (uncertainty), pembeli akan mencari tanda-tanda atau bukti-bukti dari kualitas jasa sebelum membelinya.

      ii.            Tak dapat dipisahkan (inseparability)
Jasa diprodusir dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan. Tidak seperti pada barang fisik yang dibuat di pabrik, disimpan dan kemudian dijual, akhirnya dikomsumsi. Jasa yang disumbangkan atau dilakukan oleh seseorang, membuat orang tersebut menjadi bagian dari jasa pelayanan tersebut.
    iii.            Bervariasi (variability)
Jasa sangat variabel sifatnya, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa disajikan. Para pembeli jasa menyadari akan variabilitas yang tinggi dari jasa dan mereka akan sering berbicara dengan orang lain sebelum memilih seorang penyaji jasa.

Philip Kotier, 1984 dalam Principles  of   Marketing   hal.44   mengungkapkan   bahwa    pemasaran adalah suatu orientasi pengelolaan yang menganut pandangan bahwa tugas/kunci organisasi adalah menetapkan kebutuhan dan keinginan pasar yang menjadi sasaran dengan tujuan memberikan kepuasan yang diinginkan. Pemasaran merupakan suatu sistem kegiatan yang merancang bagaimana untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa/barang, mampu memberikan kepuasan atas ke- inginan pasar.

B.     Aspek Pemasaran Jasa informasi
Untuk mengetahui rumusan pemasaran kita tinjau lima aspek yang menunjang arti pemasaran yaitu kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi dan hasil. Kelima aspek pemasaran informasi perpustakaan menjadi:
1.      Kebutuhan informasi yang berarti keinginan untuk mendapatkan, mengetahui hal-hal di luar pengeta- huan yang dimiliki (person knowledge); misalnya berusaha mendapatkan dengan melalui cara mem- baca koran, atau majalah, melihat televisi, mendengarkan radio dan sebagainya.
2.      Keinginan mendapatkan informasi berarti ke- butuhan manusia yang dibentuk oleh budaya kepribadian seseorang untuk mendapatkan pengetahuan.
3.      Permintaan informasi berarti keinginan manusia untuk mengetahui dan mendapatkan informasi, ilmu pengetahuan, data, jawaban atas persoalan yang timbul dari aktivitas interaksi manusia, kegiatan belajar, dan sebagainya.
4.      Produksi informasi yang berarti kebutuhan, ke- inginan dan permintaan informasi yang terpenuhi mendorong manusia untuk menularkan/mentransfer kepada orang lain.
5.      Dengan tercapainya bauran informasi yang didapat dari keempat unsur tersebut, manusia dapat menge- valuasi diri sampai di mana daya serap dan imajinasinya dalam menerima pengetahuan dan hasilnya akan merupakan kekayaan pribadi yang dapat menaikkan kualitas diri. Dengan mengetahui batasan 5 aspek pemasaran tersebut, diharapkan keberhasilan misi pustakawan sebagai penjaga informasi tercapai dalam melayani masyarakat pemakai dan pencari jasa informasi.

C.    Kontribusi Pemasaran Bagi Perpustakaan
Sebagai suatu perpustakaan yang di dalamnya termasuk kegiatan pelayanan jasa informasi, pemasaran mempunyai kontribusi yang cukup bagus terhadap perpustakaan yang bersangkutan. Adapun kontribusi pemasaran tersebut antara lain:
o   Dapat   memberikan   masukan   dalam   pengambilan   keputusan,   jenis   serta   bentuk pelayanan    yang    akan    diterapkan    atau    yang    akan    dijalankan    di    lembaga    atau organisasi tersebut.
o   Menjadi masukan dalam kegiatan pengadaan dan penyajian menu dokumentasi serta informasi yang market oriented. Dalam hal ini adalah pengguna perpustakaan.
o   Terciptanya saluran komunikasi yang baik sehingga dapat menentukan model yang paling tepat untuk sebuah pemasaran perpustakaan ataupun jasa informasi. Noorika Retno Widuri (Pemasaran Jasa Informasi di Perpustakaan)

D.    Strategi Pemasaran Jasa Informasi
Regis M Kenna (1985) memaparkan tiga strategi dalam pemasaran, yakni:70 Baca, Vol. 25 No. 3-4, September-Desember 2000 (68-72) Page 4 Artikel :
1)      Meraih posisi produk, yaitu menetapkan produk informasi yang diinginkan pasar. Apa ragam informasi yang akan disuguhkan, apa saja jenisnya, hendak dikemas dalam bentuk apa dan bagaimana bentuk pelayanannya. Meraih posisi produk ini dapat ditempuh melalui:
·         Memahami lingkungan (kecenderungan dinamika pasar).
·         Memusatkan perhatian; selain mengenai teknik operasional, public relation dan kepercayaan.
·         Mencari sasaran yang tepat; mengkonsentrasikan produk-produk tertentu, untuk beberapa kelompok pemakai tertentu saja, atau mengetahui segmen sasarannya.
·         Bereksperimen, dinamis, kreatifitas, dalam menciptakan produk baru kemasan baru perpustakaan. Misalnya mengenai layout, waktu dan jenis layanan serta kemasan informasinya.
2)      Meraih posisi pasar, yaitu menciptakan kepercayaan/pengetahuan dari pasar (kredibilitas), produk yang dikeluarkan dapat memenuhi kebutuhan pasar, sehingga akan mendapat pujian dari pasar. Upaya yang dapat dilakukan adalah:
·         Memanfaatkan dari mulut ke mulut, menyam- paikan pesan pesan yang positif tentang image perpustakaan.
·         Membina infrastruktur pasar, melakukan kerjasama, partnership dan menjadi pelaku komunikasi.
·         Mengembangkan hubungan-hubungan antar perpustakaan, membuka system jaringan.
·         Melayani pemakai yang tepat, ketepatan dalam menjaring pengguna, siapa saja yang seyogyanya dimotivasi. Perlu menjadikan potensial user ke actual user.
·         Menjalin hubungan dengan media massa. Melaui pemberitaan di media massa, umunya mampu menyentuh masyarakat dan akhirnya menimbulkan kepercayaan pada masyarakat.
3)      Meraih posisi organisasi, upaya yang dapat dilakukan adalah:
·         Menanamkan image yang positif mengenai perpustakaan. Menerapkan konsep managerial. Kualifikasi pustakawan, ditinjau dari intelektualnya, kepribadiannya serta kiat seninya.

E.     Kiat Memasarkan Jasa Informasi
Pada poin terakhir, berbicara mengenai kiat-kiat pemasaran yang berkaitan dengan pemasaran jasa informasi di perpustakaan. Kiat-kiat tersebut dijabarkan sebagai berikut:
a)      Survei pemakai jasa, bisa dengan jalan menggunakan angket/quesioner yang disebarkan. Penyebaran angket ini sebagai upaya mengetahui need (kebutuhan serta wants (keinginan) dari konsumen/pemakai perpustakaan.
b)      Promosi perpustakaan agar orang senantiasa berkunjung di perpustakaan.
Kegiatan ini terbagi dalam dua faktor:
o   Faktor internal, antara lain dari unsur pustakawan itu sendiri, yaitu keramahan, cekatan dan cerdas, mampu membujuk/persuasi atau mendorong pemakai, mampu mendidik pemakai dengan melalui fase-fase (a) tahu, pemakai mengetahui perpustakaan secara detail; (b) tertarik; (c) menimbang-nimbang untung rugi informasi tersebut bagi pemakai; (d) mencoba membantu pemakai agar tidak mendapat    hambatan;    (e)    mengadopsi,    kemampuan    pustakawan    untuk    membina pelanggan perpustakaan.
o   Faktor eksternal, antara lain pembuatan buku pedoman penggunaan perpustakaan bagi pemakai baru, pemasangan spanduk/penyebaran brosur, dll.
c)      Mengelola sistem informasi manajemen (SIM) terpadu antar unit perpustakaan. Kegiatan ini untuk mengan-tisipasi laju informasi. Mengadakan system jaringan/kerjasama antar unit perpustakaan. Bentuk kegiatan ini bisa berupa inter library loan, exchange programme, ataupun union catalog, kegiatan ini sebagai upaya pemenuhan kebutuhan informasi pemakai.
d)     Kemajuan dan keberhasilan informasi sebagai alat manajemen banyak ditentukan oleh sukses besar computer enterpreneuner. Memang diakui kompu- Noorika Retno Widuri (Pemasaran Jasa Informasi di Perpustakaan) terisasi telah mampu memacu sistem peredaran informasi sehingga pengelolaan data, penyajian dan pemanfaatan secara maksimal dapat terselenggara tanpa kendala.
e)      Mengoptimalkan peran pustakawan agar membantu konsumen dengan jalan mengorganisasikan dan memberikan wadah bagi para pemakai perpustakaan tingkat pemula dengan pendidikan pemakai. Mengubah actual user menjadi potential user.
f)       Diperlukan kerjasama dengan organisasi atau lembaga terkait untuk mempergunakan fasilitas yang ada di perpustakaan. Misalnya menyediakan ruang untuk kegiatan seminar, rapat, dsb.
g)      Pergeseran nilai, perilaku konsumen informasi {consumer behavior) turut membantu pustakawan sebagai bank data untuk senantiasa mengubah citra diri dari pelayanan responsif pasif menjadi inisiatif aktif sebagai tenaga profesional yang dibutuhkan masyarakat dengan bermodalkan kemampuan untuk mengembangkan diri dalam mengolah data, menyiapkan, mengemas, mentransfer dan memasarkan informasi.





BAB III
PENUTUP
Dari bahasan makalah diatas, pemasaran perpustakaan ini diharapkan dapat membantu terselenggaranya pemasaran informasi. Hal yang patut kita sadari, sesederhana apapun bentuk layanan dan tugas layanan yang kita berikan kepada pemakai akan lebih terarah dan berguna apabila dikerjakan secara terorganisasi dengan baik. Dan kita sebagai seorang pustakawan harus mampu melakukan hal tersebut agar perpustakaan diminati oleh siapapun dan dapat bermanfaat bagi pengunjungnya.



DAFTAR PUSTAKA

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen pemasaran.Edisi ke-12. New Jersey PT Macanan Jaya Cemerlang, 2007.

Strategi pemasaran, diakses pada, http//: www. Strategi Pemasaran Jasa di Era Informasi Perpustakaan.
Manajemen Hubungan Pelanggan
Costumer Care Relationship Management (CRM)

Pengertian 
Hubungan manajemen pelanggan/CRM (Costumer Care Relationship Management) adalah sebuah proses yang kompleks dengan menggunakan media teknologi informasi yang berfokus pada penciptaan pertukaran dua arah dengan para pelanggan sehingga perusahaan mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang kebutuhan, keinginan, dan pola pembelian mereka. Dengan cara ini CRM membantu perusahaan memahami, sebagaimana mengantisipasi kebutuhan pelanggan saat ini dan pelanggan potensial. Fungsi-fungsi yang mendukung keperluan bisnis ini meliputi penjualan, pemasaran, layanan pelanggan, pelatihan, pengembangan profesional, manajemen kinerja, pengembangan sumber daya manusia, dan kompensasi.
Banyak gagasan CRM gagal karena implementasi terbatas pada perangkat lunak tanpa memperhatikan strategi pelanggan[1].  Manajemen Hubungan Pelanggan merupakan filosofi bisnis dan serangkaian strategi, program, dan sistem yang memperhatikan identifikasi dan membangun kesetiaan dari pelanggan. fokus CRM adalah mendapatkan dan mempertahankan pelanggan serta mengembangkan pandangan pemasaran tradisional yang berfokus pada satu hal yaitu transaksi, beralih pada loyalitas konsumen yang lebih berorientasi pada tujuan jangka panjang, dan sekaligus terkait dengan efektifitas budaya organisasi[2].
CRM  merupakan  nilai  dan  strategi  dari  relationship  marketing  (RM)  yang  lebih   khusus menangani hubungan dengan pelanggan, dan dapat diterapkan dalam aplikasi   nyata. Manajemen  hubungan  pelanggan  juga  dapat  diartikan   sebagai  suatu  pendekatan manajemen  yang  memungkinkan  perusahaan  untuk   mengidentifikasi,  menarik,  dan meningkatkan  retensi  pelanggan  yang   menguntungkan dengan mengelola hubungan dengan pelanggan .         Manajemen  hubungan  pelanggan  berusaha  untuk  menyediakan  jembatan  strategis   antara teknologi  informasi  dan  strategi  pemasaran  yang  bertujuan  untuk  menjalin   hubungan jangka  penjang  dengan  pelanggan  serta  profitabilitas    Manajemen  hubungan  pelanggan dapat  pula  didefinisikan  sebagai  integrasi  dari   penjualan,  pemasaran,  pelayanan  yang terkoordinasi  (Kalakota  dan  Robinson  2001).   Manajemen  hubungan  pelanggan  telah menjadi  fase  terpanas  di  dunia  pemasaran   dalam  dekade  terakhir .  Manajemen hubungan  pelanggan   telah  muncul  untuk  mendukung  pandangan  bahwa “mengembangkan  hubungan   dengan  pelanggan  adalah  cara  terbaik  untuk  membuat menjadi  pelanggan  setia  dan   pelanggan  yang  setia  akan  lebih  menguntungkan  daripada pelanggan  yang  tidak   setia”  .  Beberapa  perusahaan  telah    mulai  mengejar   pelanggan mereka  dan  sukses  untuk  mendapatkannya  kembali  menjadi  pelanggan   perusahaan. Sebagai  contoh  perusahaan  BellSouth  yang  telah   kehilangan  usaha  kecilnya  pada tingkat  yang  mengkhawatirkan  dari  29.000  ini   perbulan  pada  tahun  2001.  Dengan usaha  Customer  Win-Back  yang  agresif  maka   BellSouth  berhasil  mendapatkan  kembali 26.000  lini  per  bulan  pada  tahun  2003. Akibatnya perspektif baru telah muncul bagi perusahaan-perusahaan   yang berfokus pada Manajemen hubungan pelanggan yaitu customer reacquisition[3].

Ada Empat Pendekatan untuk membangun kesetiaan pelanggan
1)      Mengeluarkan program langganan berbelanja.
2)      Menawarkan pelayanan khusus pada pelanggan.
3)      Menuruti selera pelanggan akan jasa yang disediakan.
4)      Mengembangkan perasaan melalui komunikasi.

PROSES CRM Hubungan manajemen pelanggan (Costumer Care Relationship Management)
Proses CRM adalah proses interaktif yang mengubah data-data pelanggan melalui beberapa kegiatan:
1)      Pengumpulan data pelanggan.
2)      Analisa data pelangan dan identifikasi pelanggan.
3)      Pengembangan Program CRM.
4)      Implementasi Program CRM.
Pengumpulan data
Data pelanggan Berisi informasi-informasi sbb:
         Transaksi sejarah lengkap tentang pembelian yang dilakukan pelanggan.
         Kontak pelanggan atau rekaman dan interaksi yang dilakukan pelanggan dengan pedagang.
         Pilihan pelanggan, yaitu informasi tentang apa yang disukai oleh pelanggan.
         Informasi deskriptif data-data demografi, yang menggambarkan pelanggan.
         Tanggapan dari kegiatan pasar-analisa transaksi dan data hubungan menyediakan informasi tentang tanggapan pelanggan.

Analisa Data Pelanggan Dan Identifikasi Pelanggan
         Mengubah basis data  menjadi informasi yang dapat membantu ritel  dalam mengembangkan program untuk membangun kesetiaan pelanggan - identifikasi segmen pasar - mengidentifikasi pelanggan terbaik Mengembangkan Program CRM.
         Mempertahankan pelanggan Bisnis Ritel sebagai bisnis yang sukar untuk melakukan diferensiasi membutuhkan upaya hubungan (relationship effort) untuk mewujudkan retensi pelanggan (costumer retention) dan loyalitas pelanggan.

Empat Pendekatan Untuk Mewujudkan Retensi Pelanggan
         Program frekuensi belanja.
         Pelayanan pelanggan special.
         Personalisasi.
         Komunikasi[4].

Fungsi Dalam CRM
a)      Operasi penghadapan pelanggan. Maksudnya, dukungan orang-orang dan teknologi yang menghubungkan antara organisasi dengan pelanggannya, diantaranya meliputi tatap muka langsung, telepon, chat, email, web, dan kombinasi dari semua media.
b)      Operasi kolaborasi fungsional internal. Yaitu, dukungan orang-orang dan teknologi pada proses kebijakan dan back office yang sangat berpengaruh pada operasi penghadapan pelanggan mengenai pembangunan dan pemeliharaan hubungan dengan pelanggan, yang meliputi teknologi informasi, penagihan, faktur, pemeliharaan, perencanaan, pemasaran, periklanan, keuangan, perencanaan produksi dan layanan.
c)      Fungsi kolaborasi eksternal. Yaitu, dukungan orang-orang dan teknologi terhadap proses-proses pendukung organisasi dan penanamannya dari hubungan pelanggan yang disebabkan oleh hubungan pemilik organisasi dengan pemasok dan distributornya, yang meliputi jaringan kerjasama industri seperti asosiasi dagang, kelompok loby.
d)     Advokasi pelanggan dan pengalaman perancang. Yaitu, perancang yang kreatif dari pelanggan yang berpengalaman yang memenuhi tujuan hubungan pelanggan dari penyampaian nilai pada pelanggan dan keuntungan organisasi.
e)      Kinerja manajer dan analis pemasaran.yaitu, perancang indikator kunci kinerja dan pengumpul metrik dan data kemudian melaksanakan kampanye pemasaran, panggilan kampanye, strategi web, dan menjaga aktifitas hubungan pelanggan pada jalurnya.
f)       Pelanggan, pekerja survey, dan analis. Yaitu, Kualitas interaksi yang sama pentingnya dengan informasi dan hasil yang dicapai, dalam menentukan apakah hubungan mangalami peningkatan atau penurunan nilai pada partisipan[5].

Tipe / variasi CRM
1.      Operasional CRM
a.       Operasional CRM menyediakan dukungan pada front office proses bisnis yang meliputi penjualan, pemasaran dan pelayanan.
b.      Setiap interaksi dengan pelanggan biasanya ditambahkan pada contact history pelanggan, dan staf dapat menampilkan kembali informasi palanggan dari database jika diperlukan.
c.       Pengolahan data pelanggan pada operational
2.      Sales Force Automation (SFA)
a.       SFA adalah salah satu tipe operational CRM yang dirancang untuk mengotomasikan aktifitas yang berhubungan dengan sales force, seperti lead tracking.
b.      Produk software mengerjakan tugas-tugas seperti :
         Memelihara daftar arahan.
         Menugaskan daftar segmen kepada petugas penjualan.
         Memungkinkan daftar kontak ditelepon atau diemail.
         Merespon pelacakan.
         Membuat laporan.
         Menciptakan arahan untuk tim.
3.      Analytical CRM
a.       Analytical CRM menganalisa data pelanggan untuk berbagai keperluan :
         Merancang dan melaksanakan target kampanye pemasaran untuk mengoptimasi efektifitas pemasaran.
         Merancang dan melaksanakan kampanye pelanggan tertentu, termasuk akuisisi pelanggan, cross-selling, up-selling, retensi.
         Analisis perilaku pelanggan untuk membantu pengambilan keputusan produk dan layanan.
         Manajemen keputusan.
         Prediksi kemungkinan cacat pelanggan.
4.      Sales Intelligence CRM
a.       Sales Intelligence CRM serupa dengan Analytical CRM, tetapi lebih diarahkan sebagai alat penjualan langsung.
b.      Fitur-fiturnya meliputi :
         Peluang cross-sell / up-sell / switch-sell.
         Pergerakan pelanggan.
         Kinerja penjualan.
         Tren pelanggan.
         Margin pelanggan.
5.      Campaign Management
a.       Software campaign management adalah software CRM yang berorientasi pada pemasaran yang mengkombinasikan elemen-elemen operational dan analytical CRM dan memungkinkan kampanye berjalan pada database client yang ada.
b.      Campaign management digunakan ketika membuat penawaran khusus ketika kemahalan menjadi penghalang untuk menghubungi client secara perorangan.
c.       Fungsi software management meliputi :
         Memilih penerima kampanye dari database client berdasarkan kriteria tertentu.
         Pengembangan penawaran kampanye.
         Menawarkan kampanye khusus kepada penerima tertentu.
         Mengirimkan penawaran secara otomatis melalui jalur terpilih.
         Mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisa hasil kampanye.
6.      Collaborative CRM
a.       Fungsi collaborative CRM adalah untuk mengkoordinasi layanan multichannel dan dukungan yang diberikan pada pelanggan dengan menyediakan infrastruktur untuk dukungan yang responsif dan efektif pada isu-isu pelanggan, pertanyaan, komplain, dll.
7.      Geographic CRM
a.       Geographic CRM adalah sistem informasi manajemen yang berhubungan dengan pelanggan yang mengkolaborasikan GIS dan CRM tradisional[6].




TAKTIK PEMASAARAN

Abstrak
Dizaman yang semakin canggih ini. Dunia usahapun sangat harus diperhitungkan agar produk yang kita hasilkan tetap diinginkan oleh konsumen. Ada cara yang harus kita perhatikan dalam mengembangkan produk kita dipasaran yaitu : taktik pemasaran, yang mana taktik ini digunakan agar kita tahu apa saja yang diinginkan oleh konsumen dan produk yang kita jual berbeda dengan produk yang orang lain jual. Didalam taktik pemasaran terdapat unsur pemasaran yaitu diferensiasi, bauran pemasaran, (marketing mix ) dan personnel selling.

Kata kunci
Konsumen, taktik pemasaran, diferensiasi, bauran pemasaran (marketing mix)



Taktik pemasaran
Pengertian taktik pemasaran
Adalah sebuahstrategi untuk meningkatkan produk yang kita jual agar banyak disukai oleh konsumen atau si pemakai. Namun disini kita harus membedakan apa itu strategi dan taktik.
Strategi adalah penetapan arah keseluruhan dari bisnis, sedangkan taktik ialah implementasi dan strategi dan menekankan pada bagian-bagian tertentu dalam kegiatan bisnis tersebut. Didalam taktik pemasaran terdapat unsur pemasaran yaitu :
·         Diferensiasi
·         Bauran pemasaran  ( marketing mix )

v  Diferensiasi adalah sebuah tindakan yang merancang satu set yang terkait dengan cara membangun strategi pemasaran  diberbagai aspek perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Terdapat pada diferensiasi menurut lima dimensi, yaitu :
·         Diferensiasi produk
·         Diferensiasi pelayanan
·         Diferensiasi personil
·         Diferensiasi citra
·         Diferensiasi saluran

*      Diferensiasi produk, produk yang lebih unggul dari pada pesaing, tentu akan mendatangkan konsumen yang lebih banyak, jadi perusahaan harus bisa mengolah produknya, sehingga bisa unggul dengan pesaingnya tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak agar bisa menghasilkan laba yang memuaskan.
*      Diferensiasi pelayanan, jika produk tersebut tidak memungkin untuk diperbaiki, maka langkah lain yang bisa ditempuh perusahaan adalah dengan memperbaiki pelayanan yang bisa menambah nilai positif serta meningkatkan kualitas dari berbagai hal, misalnya dalam segi pengiriman, pemeliharaan, perbaikan produk dan lain sebagainya.
*      Diferensiasi personil, dengan memiliki karyawan yang baik, serta memberikan pelatihan, pendidikan secara intensif, maka perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari pada pesaingnya. Adapun personil atau karyawan yang terlatih dengan baik maka mereka akan menunjukkan enam karakteristik yaitu : kemampuan, kesopanan, kredibilitas (dapat dipercaya), dapat diandalkan, cepat tanggap dan komunikatif.
*      Diferensiasi citra dalam perusahaan, dalam hal ini dituntut untuk membentuk sebuah citra, meskipun citra yang baik, maka konsumen akan tetap membeli produk tersebut. Citra yang efektif akan melakukan tiga hal terhadap produknya, yang pertama adalah menyampaikan satu pesan tunggal untuk memantapkan karakter yang berbeda dengan para pesaing. Kedua adalah menyampaikan pesan ini dengan cara yang berbeda dari pada pesaingnya. Ketiga adalah mengirimkan kekuatan emosional sehingga membangkitkan hati maupun pikiran pembeli.

v  Bauran pemasaran (marketing mix). Setiap perusahaan selalu berusaha untuk berkembang agar bisa tetap hidup dan bisa bersaing dengan para pesaingnya. Oleh sebab itu perusahaan membuat strategi pemasaran yang terpadu, dan salah satu startegi yang digunakan perusahaan adalah bauran pemasaran (marketing mix), yaitu terkait dengan kegiatan mengenai produk, harga, promosi, dan tempat atau lebih yang dikenal dengan sebutan 4p yaitu : product, price, promotion dan place. Startegi-strategi ini saling berpengaruh sehingga sudah menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dan strategi ini sangat penting untuk dijadikan pemimpin sebagai pedoman dalam mengendalikan perusahaan untuk mencapai sebuah tujuan.
v  Personel selling
Adalah improvisasi dari penjualan dengan menggunakan komunikasi a person to person communication. Personel selling ini sangat dominan dalam industri. Dalam marketing mix communication, personnel selling merupakan mitra pentingnya dan tidak dapat digantikan dengan elemen promosi lainnya. Personel selling biasanya dilaksanakan oleh sales dibawah naungan sales manager yang mempromosikan produk secara langsung kepada target market.
Belch dan Belch menyebutkan satu istilah dalam personel selling yaitu dyadic communication mereka menyebutnya “thus direct and interpersonal communication lets sender immediately receive and evaluate feedback from the receiver. This communication process, known as dyadic communication (between two people or groups) allows for more specific tailoringof the message and more personnel communication than do many of other media discussed” (2004 : 599)



Daftar pustaka
Rd. soemanagara. Strategic marketing communication konsep strategis dan penerapan. Bandung : Alfabeta, 2008

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2173383-unsur-taktik-pemasaran/ #ixzz27SYK0FOO
Website PromoXchange

   





Tidak ada komentar:

Posting Komentar